2 Youtuber Indonesia dengan Subscriber Terbanyak
วันพุธที่ 6 มีนาคม พ.ศ. 2562
2 Youtuber Indonesia Dengan Subscriber Terbanyak - Oke, untuk pembahasan kali ini mungkin kita akan review sedikit tentang youtuber. Tahukah sobat kalau untuk saat ini youtube mungkin sudah menjadi sebuah ladang emas bagi banyak orang siapapun itu, mau artis, atau yang lainnya. Jadi jangan heran kalau melihat para youtuber jaman sekarang masih muda tapi sudah kaya. Semua karena perjuangan mereka masing-masing.
Disini saya akan review sedikit tentang 2 youtuber indonesia yang sedang hits dan yang sedang menjadi perbincangan hangat untuk saat ini.
Apakah sobat tahu youtuber indonesia yang subscriber nya mencapai 10 juta?
Waawwww... Amazing!
Pastinya kalian sudah tahu lah yah siapa mereka.. Yups bener banget, mereka adalah yang tidak lain yaitu, Atta Halilintar dan Ria Ricis.
Nah, belum lama ini mereka berdua telah mencetak prestasi baru sebagai YouTuber. Bukan main-main, diamond play button dikantongi keduanya setelah berhasil menembus subscriber di atas 10 juta. Secara berurutan, jumlah angka pelanggan untuk masing-masing Ricis dan Atta, yaitu 10,6 juta dan 11,7 juta.
Pencapaian itu tentu saja membanggakan bagi Ria maupun Atta, yang kemudian tak luput ditayangkan di kanal YouTube masing-masing. Di sana tercantum bahwa prestasi diamond play button yang mereka raih merupakan yang pertama kalinya di Asia Tenggara. Bukan lagi Indonesia.
"Alhamdulillah Terima Kasih ya Allah hari ini Kau berikan hadiah yang luar biasa, Diamond Button Perempuan Pertama Asia Tenggara," tulisan di video Ria Ricis yang diunggah pada 21 Februari 2019.
Sementara Atta, berharap akan mencapai tingkat lebih tinggi lagi yaitu King of YouTube Asia, jika berhasil mencapai subscriber 13 juta, “Mudah-mudahan sampai ke sana. Ada rekor 13 juta karena itu paling besar. Sedikit lagi se-Asia.”
Atta dan Ricis tentu saja bukan satu-satunya YouTuber di Indonesia. Sederet nama konten kreator juga berjalan seiring mereka merebut pasar pemirsa YouTube. Bahkan beberapa di antaranya didukung nama besar sebagai selebriti, misalnya Raditya Dika, Aurel Hermansyah, Gading Marten, Deddy Corbuzier.
Namun Atta dan Ricis, yang juga telah dijuluki King dan Queen of YouTube seolah benar-benar menjadi penguasa platform media sosial berbasis video itu. Jumlah subscriber mereka jauh melampaui lainnya, seperti Tasya Farasya yang membuat konten seputar make up, atau Ria SW yang menampilkan kuliner.
Jika diamati, video yang disajikan Atta maupun Ricis justru bernuansa receh. Istilah zaman sekarang untuk menyebut sesuatu yang bersifat tidak penting, ringan, atau sepele. Ricis banyak membuat vlog tentang kehidupan sehari-harinya, sedangkan Atta belakangan ini relatif lebih matang dengan membahas seputar traveling dan otomotif.
Namun pakar media sosial Heru Sutadi tak sepenuhnya setuju penyebutan receh untuk konten video Atta dan Ricis. Menurut Heru, di balik karya-karya mereka, ada tim yang ikut terlibat, didukung peralatan dan persiapan yang matang.
“Ya sebenarnya pencapaian Atta Halilintar dan Ria Ricis ini kan memang bukan tiba-tiba. Sudah beberapa tahun mereka berkarya sebagai YouTuber. Dan itu kan dimulai dengan sebuah karya yang enggak receh. Itu karya yang memang dipersiapkan. Ada konsep yang matang, pengambilan gambarnya juga enggak sembarangan. Dengan hasil karya mereka itu, sampailah sekarang mereka penggunanya cukup banyak,” kata Heru.
Setelah melalui proses panjang hingga berbuah pelanggan dalam bilangan puluhan juta, dikatakan Heru, lebih mudah lagi bagi Ricis maupun Atta untuk mendulang banyak penonton untuk kontennya.
“Sekarang ibaratnya mereka sudah di atas angin. Dengan subscriber di atas 10 juta, ibaratnya konten apa pun, mereka (penonton/subscriber) akan lihat. Ya, akhirnya mungkin bikin yang ringan-ringan,” ujar Heru.
Namun, Heru juga mengamini terhadap anggapan bahwa masyarakat kini cenderung lebih suka pada konten yang ringan, dan tak membuat kening berkerut. “Ada memang yang seperti itu. Kita sudah capek-lah mikir-mikir tentang politik, mikirin tentang kehidupan, pengin yang enteng-enteng, ada juga. Ya, terutama generasi milenial yang malas dengan yang bikin pusing,” kata Heru menambahkan.
Meski begitu, ditegaskan Heru, tentu saja masih ada sebagian orang yang tetap ingin menonton konten-konten bernilai informasi tinggi. Misalnya karena ingin memetik suatu pelajaran dari tayangan atau proses kreatif dari YouTuber itu sendiri.
“Tapi saya berpandangan, jangan sampai karena penggunanya banyak, ya udah lah kasih sampah aja, orang toh akan lihat. Nah, nilai-nilai memberikan suatu kebaikan, motivasi, hal-hal positif, pengetahuan, juga jangan sampai ditinggalkan,” pesan Heru.
“Misalnya lagi nge-tren gerebek rumah, trus ke rumahnya artis Sule. Jangan hanya menayangkan peristiwanya, tapi juga diangkat misalnya, gimana nih perjalanan Sule sampai rumahnya bisa bagus begini. Itu mungkin akan dapat cerita yang inspiratif karena bisa jadi Sule akan bercerita bahwa itu tidak mudah bukan dengan membalikkan telapak tangan,” katanya.
Penghasilan sebagai YouTuber tak hanya bersumber dari kemitraan iklan yang mengacu pada sistem Google Adsense. YouTuber yang telah meraih popularitas tinggi seperti Atta dan Ria Ricis juga meraup pundi-pundi penghasilan dari sejumlah endorse produk dan undangan sebagai pembicara.
Tak heran jika profesi ini menjadi incaran banyak orang, terutama kalangan generasi muda milenial. Seiring dengan perkembangan teknologi internet di Indonesia, banyak konten kreator yang bermunculan membuat kanal di YouTube.
Namun Heru menjelaskan bahwa untuk menjadikan YouTube sebagai ladang emas di masa sekarang ini, butuh perjuangan ekstra. Bisa jadi bahkan lebih sulit ketimbang proses yang ditempuh pemain lama seperti Ricis dan Atta.
Nah itulah sedikit review tentang youtuber saat ini. Semoga bermanfaat, Terimakasih.
Waawwww... Amazing!
Pastinya kalian sudah tahu lah yah siapa mereka.. Yups bener banget, mereka adalah yang tidak lain yaitu, Atta Halilintar dan Ria Ricis.
Nah, belum lama ini mereka berdua telah mencetak prestasi baru sebagai YouTuber. Bukan main-main, diamond play button dikantongi keduanya setelah berhasil menembus subscriber di atas 10 juta. Secara berurutan, jumlah angka pelanggan untuk masing-masing Ricis dan Atta, yaitu 10,6 juta dan 11,7 juta.
Pencapaian itu tentu saja membanggakan bagi Ria maupun Atta, yang kemudian tak luput ditayangkan di kanal YouTube masing-masing. Di sana tercantum bahwa prestasi diamond play button yang mereka raih merupakan yang pertama kalinya di Asia Tenggara. Bukan lagi Indonesia.
"Alhamdulillah Terima Kasih ya Allah hari ini Kau berikan hadiah yang luar biasa, Diamond Button Perempuan Pertama Asia Tenggara," tulisan di video Ria Ricis yang diunggah pada 21 Februari 2019.
Sementara Atta, berharap akan mencapai tingkat lebih tinggi lagi yaitu King of YouTube Asia, jika berhasil mencapai subscriber 13 juta, “Mudah-mudahan sampai ke sana. Ada rekor 13 juta karena itu paling besar. Sedikit lagi se-Asia.”
Atta dan Ricis tentu saja bukan satu-satunya YouTuber di Indonesia. Sederet nama konten kreator juga berjalan seiring mereka merebut pasar pemirsa YouTube. Bahkan beberapa di antaranya didukung nama besar sebagai selebriti, misalnya Raditya Dika, Aurel Hermansyah, Gading Marten, Deddy Corbuzier.
Namun Atta dan Ricis, yang juga telah dijuluki King dan Queen of YouTube seolah benar-benar menjadi penguasa platform media sosial berbasis video itu. Jumlah subscriber mereka jauh melampaui lainnya, seperti Tasya Farasya yang membuat konten seputar make up, atau Ria SW yang menampilkan kuliner.
Jika diamati, video yang disajikan Atta maupun Ricis justru bernuansa receh. Istilah zaman sekarang untuk menyebut sesuatu yang bersifat tidak penting, ringan, atau sepele. Ricis banyak membuat vlog tentang kehidupan sehari-harinya, sedangkan Atta belakangan ini relatif lebih matang dengan membahas seputar traveling dan otomotif.
Namun pakar media sosial Heru Sutadi tak sepenuhnya setuju penyebutan receh untuk konten video Atta dan Ricis. Menurut Heru, di balik karya-karya mereka, ada tim yang ikut terlibat, didukung peralatan dan persiapan yang matang.
“Ya sebenarnya pencapaian Atta Halilintar dan Ria Ricis ini kan memang bukan tiba-tiba. Sudah beberapa tahun mereka berkarya sebagai YouTuber. Dan itu kan dimulai dengan sebuah karya yang enggak receh. Itu karya yang memang dipersiapkan. Ada konsep yang matang, pengambilan gambarnya juga enggak sembarangan. Dengan hasil karya mereka itu, sampailah sekarang mereka penggunanya cukup banyak,” kata Heru.
Setelah melalui proses panjang hingga berbuah pelanggan dalam bilangan puluhan juta, dikatakan Heru, lebih mudah lagi bagi Ricis maupun Atta untuk mendulang banyak penonton untuk kontennya.
“Sekarang ibaratnya mereka sudah di atas angin. Dengan subscriber di atas 10 juta, ibaratnya konten apa pun, mereka (penonton/subscriber) akan lihat. Ya, akhirnya mungkin bikin yang ringan-ringan,” ujar Heru.
Namun, Heru juga mengamini terhadap anggapan bahwa masyarakat kini cenderung lebih suka pada konten yang ringan, dan tak membuat kening berkerut. “Ada memang yang seperti itu. Kita sudah capek-lah mikir-mikir tentang politik, mikirin tentang kehidupan, pengin yang enteng-enteng, ada juga. Ya, terutama generasi milenial yang malas dengan yang bikin pusing,” kata Heru menambahkan.
Meski begitu, ditegaskan Heru, tentu saja masih ada sebagian orang yang tetap ingin menonton konten-konten bernilai informasi tinggi. Misalnya karena ingin memetik suatu pelajaran dari tayangan atau proses kreatif dari YouTuber itu sendiri.
“Tapi saya berpandangan, jangan sampai karena penggunanya banyak, ya udah lah kasih sampah aja, orang toh akan lihat. Nah, nilai-nilai memberikan suatu kebaikan, motivasi, hal-hal positif, pengetahuan, juga jangan sampai ditinggalkan,” pesan Heru.
“Misalnya lagi nge-tren gerebek rumah, trus ke rumahnya artis Sule. Jangan hanya menayangkan peristiwanya, tapi juga diangkat misalnya, gimana nih perjalanan Sule sampai rumahnya bisa bagus begini. Itu mungkin akan dapat cerita yang inspiratif karena bisa jadi Sule akan bercerita bahwa itu tidak mudah bukan dengan membalikkan telapak tangan,” katanya.
Penghasilan sebagai YouTuber tak hanya bersumber dari kemitraan iklan yang mengacu pada sistem Google Adsense. YouTuber yang telah meraih popularitas tinggi seperti Atta dan Ria Ricis juga meraup pundi-pundi penghasilan dari sejumlah endorse produk dan undangan sebagai pembicara.
Tak heran jika profesi ini menjadi incaran banyak orang, terutama kalangan generasi muda milenial. Seiring dengan perkembangan teknologi internet di Indonesia, banyak konten kreator yang bermunculan membuat kanal di YouTube.
Namun Heru menjelaskan bahwa untuk menjadikan YouTube sebagai ladang emas di masa sekarang ini, butuh perjuangan ekstra. Bisa jadi bahkan lebih sulit ketimbang proses yang ditempuh pemain lama seperti Ricis dan Atta.
Nah itulah sedikit review tentang youtuber saat ini. Semoga bermanfaat, Terimakasih.